Doaku untukmu sayang, ( doa istri solehah )
bismillahirahmanirahim…
""
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan
indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam
perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga
melupakan aku pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini
telah berhimpun dalam cinta
pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah
bersatu dalam dakwah
pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah
ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah
jalan-jalannya. Penuhilah
hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah
pudar. Lapangkanlah dada-dada
kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan
keindahan bertawakal di jalan-Mu.""
""
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan
indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam
perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga
melupakan aku pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engkau mengetahui bahawa hati-hati ini
telah berhimpun dalam cinta
pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah
bersatu dalam dakwah
pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu.
Kukuhkanlah Ya Allah
ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah
jalan-jalannya. Penuhilah
hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah
pudar. Lapangkanlah dada-dada
kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan
keindahan bertawakal di jalan-Mu.""
kawanku semua yang dirahmati Allah, mempunyai istri yang cantik
pastinya keinginan setiap laki-laki, namun terkadang karena melihat
cantiknya saja sering kali mata lelaki salah memilih, orang-orang
berkata, “Ah cantik itu relatif” cantik tidak hanya dilihat dari
fisiknya saja namun cantik hatinya itulah yang sebenar-benarnya cantik,
apalagi jika mempunyai istri yang rajin sholat malam, gemar tadarus
Alquran, cerdas pengetahuan. pandai dalam memasak, wah lelaki mana yang
tidak beruntung mendapatkan wanita seperti itu…iya to tidak kawan?
sebuah kisah, doa istri sholehah….
Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila
malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari
tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli
waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak
kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa,
merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya
hanya kepada-Nya.
Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang
cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.
Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia
termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah
akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan
setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan
subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas
tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui
rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha
membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap
pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan
tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut
pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis.
Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua
mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan
memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’
mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin
wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah
cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik
dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan
seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah.
Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang
suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan
istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur
menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk
menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada
Allah.
Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki
kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya.
Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia
dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama.
Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang
suami mengawasi dirinya.
Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya
yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut
kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya
fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik.
Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran
ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Oh…segala
angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air
matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala
kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah
yang Maha Mengetahui segala kegaiban.”
Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih,
serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat
dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita
itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan
hidayah kepada suaminya melalui tangannya.
Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan,
malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis.
Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam
dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya
semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di
dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan
rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun
tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera
menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan
lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya
dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang.
Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal
sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur
sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi
disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari
istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku
segera membuka pintu kamar sebelah. Gelap, sepi tak ada suara sama
sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah
bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan
jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan
ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya
termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud
dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia
berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh
pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam
kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan
pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan
seluruh jiwa ragaku.”
Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut
memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah,
subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang
suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni
ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga
bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang
suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat
musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu
dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu
menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah.
Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah
berdoa. Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi
membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai
terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis.
Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah
cantiknya.
Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi,
meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan
istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di
taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.
Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian
adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia
lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah
dilakukan seumur hidupnya.
Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.
Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir
dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh
lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar di kota Madinah.
Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga
dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri
shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata
biasa”. (Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)